WANITA TANGGUH
doc.pribadi |
Cerita saya ini adalah
cerita semasa saya masih tinggal dirumah lama di daerah kebraon. Sekitar 30
tahun-an orang tua saya sudah tinggal disana. Pada suatu saat ketika tangan saya terasa salah urat
saya minta bantuan ke mama untuk nyarikan tukang pijet yang tinggal disekitar
kebraon. Memang susah untuk menyari tukang pijet yang benar-benar bisa
menangani urat, tapi dari tetangga-tetangga lain menyuruh kita untuk mencari
tukang pijat yang bernama mak yat di kos kosan sekitar daerah gang tomat.
Awalnya dipijat
sama mak yat merasa ragu karena mengetahui badan dan usia yang bisa dibilang
sudah tidak muda lagi. Waktu memulai pijatnya tangannya juga terasa bergetar
namun tenaganya masih kuat bahkan sampai
terasa sakit dan yang paling saya suka pijat di ma kyat ini, ada sebuah kayu
yang di gosok-gosok kebagian badan untuk mengurangi rasa jarem setelah dipijat.
Dari inilah saya mulai sering mendatangkan mak yat kerumah untuk pijat badan
saya maupun keluarga saya.
Seringnya makyat
kerumah ini membuat saya merasa dekat dengan mak yat. Terkadang saya main ke
kosnya untuk memberi sesuatu misalnya makanan, baju, maupun sembako sambil saya
bertukar pikiran tentang kisah hidupnya.
Seorang yang bernama asli yatemi ini
sudah hampir 25 tahun berprofesi sebagai tukang pijat. Namun, untuk tinggal
disurabaya ini baru menginjak sekitar 14
tahun. Mak yat di Surabaya tinggal bersama seorang anaknya yang sekarang sudah
menikah dan pisah kos dengannya. Pindah ke Surabaya ini diawali oleh agus
anaknya mak yatemi yang mencari kerja di Surabaya, mak yatemi pernah berkata
bahwa ia akan menemani anaknya selama anaknya bekerja. Maka dari itu, profesi
pijat mak yatemi dilakoni di Surabaya.
Yatemi
beroptimis dan siap untuk menghadapi resiko apapun selama ia merantau di
Surabaya. Dia akan beralih menggantungkan nasib di Surabaya dan penghasilannya dari
memijat akan ia gunakan untuk menabung
beli bambu dan genteng untuk memperbaiki rumah di nganjuk.
Kos-kosan
berbentuk persegi ia pilih untuk menjadi tempat tinggal ia sekarang, dengan
keadaan yang seadanya ia jalani hari-harinya sendiri. Kos nomer dua ini hanya
ada lemari pakaian didalamnya. Dari pertama kali ia tinggal di kos yang ini ia tidur
menggunakan alas spanduk warung yang didapatnya dari pemilik kos.
Dulunya memang
tinggal sama anaknya tapi semenjak anaknya menikah ia tinggal sendiri. Kehidupan
yang dia rasa serba mahal ini membuat mak yatemi merasa semangat untuk bekerja
di masa tuanya. Mak yatemi sadar bahwa anaknya pun juga masih susah maka dari itu
dia tidak mau untuk membebani kebutuhan kepada anaknya. Bagi yatemi, anaknya berprofesi sebagai sopir juga masih
tidak cukup untuk membiayai kehidupannya sendiri.
Ia menceritakan
bahwa awal menjadi tukang pijat di Surabaya ini penuh perjuangan apalagi pada
saat mak yatemi mengenalkan pijatannya ke orang-orang sekitar kebraon. Pertama ia
lakoni dengan berkeliling kerumah-rumah dengan jalan kaki, setelah ada kemajuan
ia lakoni dengan menaiki sepeda. Itu ia lakoni selama kurang lebih 4 tahunan
baru ia bisa dikenal oleh warga sekitar kebraon.
Umur 62 tahun
bagi yatemi tidak menjadi masalah dalam berjuang demi mendapatkan uang untuk
membayar kos dan makan sehari-hari. Sering sekali uang kos nunggak tapi pemilik
kos juga memaklumi keterlambatan ia membayar uang kos. Itu semua yang
menyebabkan yatemi terus untuk bekerja hingga sekarang. Terkadang yatemi
bercerita tetangga-tetangga kos disini sangat baik dengan dia. Pada saat dia
sakit ia rawat yatemi hingga sembuh.
Yang tidak lupa
lagi kenangan-kenangan turun menurun yang berasal dari orang tuanya, ia tidak
lupa bawa yaitu sebuah kayu yang tak ada bentuknya yang ia pakai untuk memijat.
Kayu ini yang saya tadi bilang diyakini bisa untuk menghilangkan rasa jarem di
badan setelah di pijat. Tapi memang benar meskipun sesakit apapun pijatannya
tapi tidak meninggalkan rasa jarem di badan.
doc.pribadi |
1. *Selalu
tetap bersyukur sama kondisi kita meskipun sesusah apapun.
2.
*Saya
sadar bahwa kerasnya kehidupan membuat saya harus berjuang mendapatkan cita-cita
saya.
3.
*Saya
harus mencontoh semangat dari yatemi , seberapapun umurnya jika kita masih kuat
kita harus bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar