Categories

Jumat, 11 Juli 2014

'Kerajaan Kecil’ di atas Gedung FBS UNESA



“Aku dulu pernah PK, jadi nyalain lampu ruang lukisnya, terus kelihatan di pojokan ada, di sebelah kanan kiri, terus di samping lukisan itu ada semacam cewek ibu-ibu dan anaknya. Mungkin yang suka lari-lari kalo malem itu anak-anaknya. Diatas gedung ini ada semacam ‘kerajaan kecil’ dan ada penguasanya” jelas Daril, salah satu mahasiswa Fakultas Seni UNESA angkatan 2011. Mahasiswa berumur 22 tahun tersebut tidak pernah berani untuk naik ke lantai 3 gedung T3 saat menjelang maghrib.

Megah, luas, serta lengkap dengan berbagai fasilitas, begitulah yang pertama kali dirasakan ketika memasuki gedung Universitas Negeri Surabaya atau yang biasa dikenal dengan sebutan UNESA. Kampus yang memiliki 4 gedung berbeda tersebut terletak di Jl. Lidah Wetah dan cukup jauh dari tengah kota.

Bermula dari perbincangan mahasiswa mengenai salah satu gedung UNESA, tepatnya Fakultas Seni Rupa yang diyakini sebagai gedung angker dan banyak menyimpan misteri. Suasana terasa sangat berbeda ketika siang dan malam hari. Penerangan yang kurang dan lampu remang-remang di malam hari memunculkan aura yang mampu membuat bulu kuduk merinding ketika melewati lorong-lorong di fakultas tersebut. 

Memang, lokasi universitas tersebut dekat dengan sebuah danau yang memiliki misteri dan isu-isu hangat berbau mistis. Bahkan hal itu menjadi sebuah mitos yang banyak diperbincangkan oleh masyarakat sekitar. Adanya ritual pemotongan kepala kambing yang dilaksanakan seminggu sekali serta sering terjadinya kecelakaan membuat masyarakat percaya akan adanya ‘penunggu’ di danau tersebut. “Kalo malam hari memang sering dibuat balapan liar, mungkin ‘penunggu’nya marah. Jadi sering ada kecelakaan,” ungkap Syafii, salah satu satpam UNESA yang biasa bertugas di malam hari.

Patung malaikat berwarna putih dengan sebuah sayap yang terlihat elegan begitu menarik setiap orang yang akan masuk dalam gedung fakultas seni. Tembok yang penuh pajangan lukisan artistik, patung berbahan tanah liat atau keramik, serta berbagai wayang kulit dapat dijumpai ketika berada dalam gedung tersebut.

Gedung yang memiliki 3 lantai tersebut memiliki sekitar 15 ruang dan seluruhnya bernuansa kesenian. Konon, gedung T3 lantai 3 yang merupakan ruangan seni lukis menjadi tempat yang paling angker bagi seluruh civitas di fakultas tersebut. Banyak kejadian yang tidak masuk akal dialami oleh para mahasiswa bahkan penjaga kampus tersebut. “Suara tangisan wanita dan anak kecil yang lari-lari, suara air kran yang nyala sendiri di kamar mandi. Pas saya cek gak ada apa-apa,” jelas Hadi, penjaga tempat parkir yang sudah bekerja selama 15 tahun.

Selain itu, banyak kejadian ganjil yang dialami oleh mahasiswa jurusan seni rupa. Lukisan wanita bugil yang tidak dapat dipindahkan ke lain tempat, tangisan wanita yang begitu mengerikan, serta tawa anak kecil yang berlarian selalu dialami oleh mahasiswa ketika mereka berada di lantai 3 menjelang maghrib. Hal tersebut selalu terjadi ketika menjelang maghrib, sekitar pukul 5 sore ke atas. Hawa yang dingin, serta suasana yang sunyi membuat seluruh mahasiswa merasakan aura mistis di lantai 3 tersebut.

“Aku dulu pernah PK, jadi nyalain lampu ruang lukisnya, terus kelihatan di pojokan ada, di sebelah kanan kiri, terus di samping lukisan itu ada semacam cewek ibu-ibu dan anaknya. Mungkin yang suka lari-lari kalo malem itu anak-anaknya. Diatas gedung ini ada semacam ‘kerajaan kecil’ dan ada penguasanya,” jelas Daril, salah satu mahasiswa Fakultas Seni UNESA angkatan 2011.

Banyaknya pengalaman mistis yang dialami oleh mahasiswa membuat mereka tidak ingin berlama-lama berada di lantai 3 untuk mengerjakan tugas. “Anak-anak jarang naik ke lantai 3. Biasanya cuma anak-anak lukis. Tapi sekarang udah gak terlalu aktif, kebanyakan di kos atau di kontrakan. Karena kalo mau maghrib, hawanya sudah tidak enak,” lanjut Daril.

Tidak hanya di gedung T3, gedung lain seperti studio keramik yang terletak di sebelah tempat parkir juga tidak kalah angker. “Waktu puasa tahun kemarin, waktu mengerjakan keramik malem-malem sendirian, ada seorang wanita lewat. Tapi cuma sepintas aja. Saya hiraukan. Tapi lama-lama kok lewat sepintas terus, suasananya dan jadi gak enak. Akhirnya saya keluar dan tutup pintu studio itu. Terus saya pulang. Sampe sekarang gak berani tidur sana lagi,” jelas Bayu, salah satu mahasiswa seni rupa angkatan 2010.

Adapun gedung angker lain seperti gedung T2 yang lebih mengerikan. Seorang mahasiwa yang menjumpai makhluk halus berparas cantik dan melakukan hubungan intim bahkan mengalami orgasme. “Wanita itu sangat cantik dan tidak terlihat seperti ‘hantu’. Jadi persis kayak manusia,” jelas Joko (nama samaran), salah satu mahasiswa seni rupa yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut.

Seni sangat erat kaitannya dengan hal magis dan mistis. Hal itu diakui oleh banyak mahasiswa jurusan seni UNESA. Begitu banyak pengalaman mistis yang mereka alami, namun mereka tidak merasa ingin meninggalkan ‘dunia’ mereka. Mereka menyadari bahwa segala hal yang berbau seni memang disukai oleh para makhluk halus. “Lukisan memang disukai oleh makhluk halus seperti itu. Jadi banyak dijaga sama ‘mereka’,” jelas Aming, salah satu mahasiswa alumni jurusan seni rupa.

Banyak kejadian yang tidak dapat dipikirkan dengan akal sehat. Namun, banyak juga masyarakat yang masih mempercayai akan kehadiran ‘makhluk halus’ tersebut.(Feature)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar